Hai... Selamat datang di Blog pertama kita... Hal pertama yang kita ingin bahas adalah tentang Revolusi Perancis. Mengapa kita ingin membahas mengenai Revolusi Prancis? Karena Revolusi Perancis sangat menarik untuk dipelajari bagi semua kalangan usia, termasuk kita yang masih duduk di bangku SMA dan penting untuk pengetahuan kita. Bagian Satu akan mengandung awal dari Revolusi Prancis.
Mengapa Revolusi Perancis bisa terjadi?
|
Gambar Louis XVI |
Revolusi Perancis bisa terjadi karena Krisis Ekonomi Perancis yang terjadi akibat kekalahan militer Prancis dari Perang tujuh tahun yang mengakibatkan Perancis kehilangan banyak koloni diluar negeri dan kehancuran Angkatan Laut Perancis. Meskipun Perancis berhasil menang dalam perang revolusi Amerika tetapi perang tersebut mengakibatkan krisis keuangan di Perancis akibat biaya perang yang terlalu mahal. Di tengah krisis, Raja baru yaitu Louis XVI naik tahta pada tahun 1974. Pemerintahan Louis XVI sebenarnya telah mencoba untuk memperbaiki pemerintahan Perancis seperti proposal untuk pemotongan pengeluaran pajak, tetapi proposal tersebut ditolak untuk disahkan oleh parlemen karena mendapatkan perlawanan banyak dari kubu oposisi Parlemen. Raja Louis XVI pada zaman itu dikritik akibat tidak berani melawan pihak oposisi kebijakan Raja yang lebih kuat dan sering mundur meskipun pada saat itu Perancis memegang sistem Absolut Monarki yang berartikan Raja sepenuhnya berkuasa atas sistem pemerintahan negara. Kubu oposisi Raja pun berusaha menjatuhkan Raja dengan menyebarkan pamflet kepada rakyat yang berisi kritikan yang teralu berlebihan mengenai raja Louis XVI dan aparatnya sehingga rakyat pun merasa tidak puas dan marah kepada sistem monarki Perancis.
Alasan lain dari mengapa terjadinya Revolusi Perancis adalah kebencian terhadap pemerintahan yang muncul akibat perkembangan cita-cita Pencerahan (dimana masyarakat mulai menyadari pentingnya dari perkembangan ilmiah) yang termasuk kebencian terhadap absolut negara, Kebencian rakyat miskin kepada hak-hak khusus yang dipunyai oleh bangsawan, kebencian terhadap Gereja Katolik karena dianggap telah terlalu banyak ikut campur dan mempengaruhi lembaga pemerintahan dan kebijakannya dan sikap gereja yang membatasi kebebasan beragama dan penyebab Revolusi Perancis yang lain.
Alur Waktu Peristiwa Penting Revolusi Prancis:
- Pertemuan Etats Generux Tahun 1789:
|
Pertemuan Etats Generux 1789 |
Acara dimana wakil rakyat dari tiga golongan (Etats) yaitu dari golongan pendeta (Etats Pertama), golongan bangsawan (Etats Kedua) dan golongan rakyat Perancis biasa (Etats ketiga) dikumpulkan oleh Raja Louis XVI untuk menyelesaikan masalah keuangan Perancis. Acara ini adakan pada tanggal 5 Mei 1789 di Grands Salles des Menus Plaisirs, Versailes. Acara ini dianggap gagal karena tidak menghasilkan satu solusi apapun.
- Majelis Nasional (1789):
|
Gambar Sumpah Lapangan Tenis |
Anggota Etats ketiga yaitu rakyat telah menjadi lebih radikal sehingga membuat majelis yang 100% dari rakyat yang disebut Majelis Nasional. Meskipun Majelis ini tidak didukung oleh Raja Louis XVI dan kerajaan, tetapi majelis ini didukung oleh warga kota Paris dan warga kota-kota Perancis. Pada tanggal 20 Juni 1789, Majelis Nasional mengambil sumpah lapangan tenis dimana Majelis menyatakan bahwa mereka tidak akan berpisah sampai mereka bisa memberi sebuah konstitusi bagi Perancis. Setelah sumpah tersebut, mayoritas pendeta dan 47 orang bangsawan mengikuti Majelis Nasional. Pada tanggal 9 Juli, majelis itu disusun kembali menjadi Majelis Konstituante Nasional.
- Penyeberbuan Bastile (14 Juli 1789):
|
Penyerbuan Bastile |
Penyerbuan benteng dan penjara Bastile (tempat yang dianggap sebagai simbol kekuasaan monarki) yang
disebabkan oleh pemecatan Necker (seorang mentri keuangan
yang dianggap pro-rakyat) oleh Raja Louis XVI yang dianggap ditujukan kepada
Majelis Konstituante Nasional yang menimbulkan pemberontakan rakyat kepada
Kerajaan Perancis pada keesokan hari. Penyerbuan ini menyebabkan
pencurian senjata dan amunisi di benteng penjara dan Gubernur Marquis Bernard de Launay dipukuli, ditusuk dan dipenggal, kepalanya diletakkan di ujung tombak dan diarak ke sekeliling kota. Efek dari penyerbuan Bastile adalah Jean-Sylvain Bailly, presiden Majelis pada saat Sumpah Lapangan Tenis, menjadi wali kota di bawah struktur pemerintahan baru yang dikenal dengan komune. Meskipun para majelis menang tetapi kerusuhan dan penjarahan masih terjadi di Perancis mengakibatkan para bangsawan mengungsi ke luar negeri. Para bangsawan yang mengungsi (émigré) mendanai kelompok kontra-revolusi di Perancis dan mendesak monarki asing untuk berpartisipasi dalam kontra-revolusi Perancis. Pada akhir Juli, semangat kedaulatan rakyat telah menyebar di seluruh Perancis. Di daerah pedesaan, rakyat jelata mulai membentuk misil dan mempersenjatai diri melawan invasi asing: beberapa di antaranya menyerang châteaux kaum bangsawan sebagai bagian dari pemberontakan agraria umum yang dikenal dengan "la Grande Peur" ("Ketakutan Besar"). Selain itu, rumor liar dan paranoid kolektif menyebabkan meluasnya kerusuhan dan kekacauan sipil yang berkontribusi terhadap runtuhnya hukum dan kacaunya ketertiban.
- Perumusan Konsitusi Baru:
|
Deklarasi HAM |
Pada tanggal 4 Agustus 1789, Majelis Konstituante Nasional menghapuskan feodalisme. Keputusan ini dituangkan dalam dokumen yang dikenal dengan dekrit Agustus yang menghapuskan seluruh hak istimewa kaum Estate kedua dan hak dîme (menerima zakat) yang dimiliki oleh Estate Pertama. Pada tanggal 26 Agustus 1789, Majelis menerbitkan Deklarasi Hak Asasi Manusia yang memuat pernyataan prinsip bahwa Majelis Konstituante Nasional tidak hanya berfungsi sebagai legistatif, namun juga sebagai badan untuk menyusun konstitutif baru. Ditengah kegiatan Majelis yang sibuk dengan urusan konstitusional, krisis keuangan terus berlanjut dan defisit negara semakin meningkat.
- Mars Perempuan di Versailes:
|
Gambar Mars Perempuan di Versailes |
Pada tanggal 5 Oktober 1789. Kerumunan perempuan berkumpul di Hotel de Ville Paris (yang pada saat itu masih menjadi balai kota) untuk mencurahkan pendapat mereka seperti pendapat ke kerajaan untuk tidak memblokir usaha Majelis Nasional dan meminta keluarga kerajaan untuk pindah ke Paris. Mereka pun memohon agar Keluarga kerajaan pindah ke Paris dengan harapan bahwa akan menjadi ikatan baik untuk mengatasi kemiskinan. Sayangnya, mereka mendapatkan respons yang kurang memuaskan sehingga menimbulkan kemarahan kaum wanita. Respons mereka atas reaksi itu adalah 7,000 kaum wanita bergerak menuju Istana Versailes dengan membawa wanita dan senjata ringan. Sebanyak 20,000 Garda Nasional di bawah komando La Fayette ditugaskan untuk mengawasi jalannya protes, namun situasi menjadi tidak terkendali. Massa yang marah menyerbu istana, membunuh beberapa penjaga. La Fayette akhirnya berhasil membujuk Raja untuk menyetujui permintaan massa, dan Raja beserta keluarganya bersedia untuk kembali ke Paris. Pada tanggal 6 Oktober 1789, Raja dan keluarga kerajaan pindah dari Versailles ke Paris di bawah "perlindungan" dari Garda Nasional.
Begitulah akhir dari bagian satu pelajaran mengenai Revolusi Perancis.Bagian kedua akan mengandung puncak konflik dari Revolusi Prancis.Sebelum anda meninggalkan blog,terdapat link video dari game Assassins Creed Unity(Jika anda tertarik untuk menyasikannya karena trailer tersebut juga megambil tempat pada saat penyerangan bastile di zaman Revolusi Prancis). Terima Kasih, saran dan kritik dapat anda sampaikan dibawah.
GOD BLESS YOU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar