Gambar Logo dari bangsa Eropa yang melakukan Kolonialisme dan Imperalisme |
Era sebelum Kolonial dan Imperalisme bangsa Eropa
Perdagangan melalui jalan sutra (silk road)
Gambar Jalur Sutra |
Batu Giok (Jade) salah satu barang dari Tiongkok (China) yang diperdagangkan di Jalur Sutra. |
Jalur laut pertama kali digunakan ketika bangsa Romawi menguasai dunia termasuk Dunia Timur. Kegiatan perdagangan melalui darat mulai digantikan oleh kapal-kapal barat dengan teknologi baru serta persenjataan yang canggih.
Perdagangan di Nusantara
Menurut Poesponegoro dan Notosusanto (1993), pada masa praaksara, penduduk Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang tangguh, yang sanggup mengarungi lautan lepas dan Vietnam (wilayah Dong Son). Aktivitas perdagangan kemudian memasuki babak baru pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan semakin berkembang pesat lagi pada era kerajaan-kerajaan Islam. Pada masa ini, kerajaan-kerajaan Nusantara banyak berhubungan dengan India, Cina, Tanah Genting, Pahang, Vietnam dan Thailand.
Lahirnya Kolonialisme Imperialisme Barat
Tujuan pertama dan utama kedatangan para penjelajah Barat adalah untuk berdagang. Mereka membeli sumber-sumber barang-barang langka di pasar Eropa, terutama rempah-rempah dan sesekali menjual hasil-hasil produksi mereka seperti pakaian kepada orang-orang Asia dan Afrika. Dominasi ekonomi yang disertai dominasi politik-militer inilah yang melanggengkan penjajahan bangsa-bangsa Eropa selama berabad-abad atas Nusantara, yaitu :
Faktor Utama: Gold, Gospel, Glory
- Gold (yang berarti Adanya prospek ekonomi di dunia timur serta keinginan untuk berdangan secara langsung dengan dunia timur): Selain faktor tersebut,ada faktor lain, yaitu :
* Faktor Konstantinopel:Faktor ini bisa terjadi akibat kejatuhan Konstantiopel ke tangan Ottoman pada tahun 1553 yang mengakibatkan terputusnya perdagangan antar Eropa dan Asia karena bangsa Ottoman memblokir jalur darat menuju Asia sehingga Bangsa Portugis memutuskan untuk melakukan expedisi untuk menemukan tempat bertumbuhnya rempah - rempah sehingga mereka bisa menguasai daerah tersebut.* Berkembangnya paham merkantilisme di Eropa:Merkantilisme adalah teori yang menyatkan bahwa kesejeteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang mereka miliki. - Gospel (menyebarkan agama nasrani): Faktor utama lainnya adalah mendorong lahirnya kolonialisme dan imperialisme adalah adanya keinginan untuk menyebarkan agama nasrani (kristen) ke seluruh dunia.
- Glory (mencapai kejayaan sebagai bangsa): Semangat untuk mencapai kejayaan sebagai bangsa yang melahirkan era penjelajahan samudera yang di pelopori oleh bangsa Portugis, karena bangsa Portugis ingin bangkit dan membuktikan bahwa Portugis mampu membangun bangsanya dengan kekuatannya sendiri.
- Adanya berbagai penemuan baru dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang teknologi maritim (kompas, navigasi, kartografi dan karavel).
- Para penjelajah didorong oleh semangat dan idealisme pribadi.
- Portugis dan Spanyol menjadi tempat pengungsian pengusaha dan pekerja-pekerja terampil asal konstantinopel ketika kota ini dikuasai oleh kesultanan ottoman pada tahun 1453.
Faktor Pemicu (jatuhnya konstantinopel pada tahun 1453):
Gambar perperangan terakhir dari kejatuhan Konstantiopel |
Kolonialisme-Imperialisme Barat (Eropa) di Indonesia
Masuknya Bangsa Portugis Ke Indonesia
Gambar Afonso de Albuquerque |
Masuknya Bangsa Spanyol Ke Indonesia
Bangsa Spanyol tidak lama berada di Nusantara, hanya sekitar delapan tahun (1521-1529). Kedatangan Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Portugis menuding Spanyol melanggar "Perjanjian Tordesillas" tahun 1494. Untuk menyelesaikan konflik, Portugis dan Spanyol melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol pada tahun 1529. Hasilnya adalah "Perjanjian Saragosa" yang ditandatangani pada 22 april.
Masuknya Bangsa Belanda Ke Indonesia
Saat Portugis masuk ke Asia termasuk Indonesia, Belanda bukanlah sebuah negara yang merdeka. Belanda pada waktu itu terdiri dari provinsi-provinsi (counties). Ada tujuhbelas provinsi yang merupakan bagiann dari apa yang disebur 'Kekaisaran Romawi Suci" (843-1806). Kebijakan Philip II kemudian memicu ketujuhbelas provinsi ini bersatu membebaskan diri dari kekuasaan Spanyol yang disebut "Perang Delapanpuluh Tahun" yang berlangsung antara 1568-1648. Ada empat kebijakan Philip II yang memicu perang tersebut :
- Pertama, Spanyol berupaya agar gerakan Protestantisme (aliran Kalvinisme) tidak berkembang dan penduduk Belanda yang menganur Protestan pindah kembali ke agama Katolik.
- Kedua, dengan berbagai alasan, Spanyol juga memeras 17 provinsi itu dengan bentuk pajak yang besar (banyak).
- Ketiga, pemerintahan di bawah Spanyol sangat tersentralisaasi yang mengancam otonomi serta kebebasan politik-ekonomi warga Belanda.
- Keempat, Philip II mencabut hak-hak khusus para raja, bangsawan lokal, serta para petinggi kota yang sebelumnya berkuasa.
Demikian pengetahuan yang kita telah berikan mengenai Kebangkitan Kolonialisme dan Imperalisme di Indonesia.Jika anda memiliki saran atau kritik atau ide yang anda ingin sampaikan,anda bisa mengrimnya ke gerrytulong@gmail.com atau taruh komment dibawah blog.Terima Kasih dan Janganlah berhenti untuk mencoba menaklukan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar